Info Terbaru :
Home » , , » Biografi Singkat KH. Ahmad Bushaeri (bagian ke 2)

Biografi Singkat KH. Ahmad Bushaeri (bagian ke 2)

Written By Admin on Minggu, 16 Oktober 2011 | 05.08


      MENUNTUT  ILMU  DI PESANTREN

KH. Ahmad Bushaeri
Pemuda Surya yang memiliki Himmatul Ulya (cita-cita yang tinggi) didalam hatinya bergelora untuk terus belajar manggali ilmu agama. Hal itu ditunjukan setelah beliau pulang dari Banten mengaji Al-Qur’an dilanjutkan untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung yang saat itu diasuh oleh Ulama Besar Yaitu KH. Raden Dimyati dalam kurun waktu menjelang tahun-tahun kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945. Pesantren Sukamiskin Bandung dalam sejarah termasuk salah satu pesantren yang menjadi pergerakan  para ulama, santri dan masyarakat sekitarnya untuk melawan Kolonial Belanda.

Karena itu pemuda Surya dalam menuntut ilmu dipesantren tersebut agak terganggu sehingga beliau memutuskan untuk pulang kampung sementara. Setelah reda pergolakan Republik Indonesia dan Bangsa Indonesia mencapai puncak kemerdekaannya, Pemuda Surya melanjutkan menuntut ilmunya ke Podok Pesantren Sempur Purwakarta yang di asuh oleh Ulama Besar Walliyullah bernama “KH. Tubagus Ahmad Bakri Bin KH. Tubagus Syaeda” yang kala itu Pesantren Sempur merupakan salah satu Pesantren besar di Jawa barat sehingga ada pribahasa dikalangan santri “Kurang sempurna jadi santri di jawa barat kalau tidak mondok kesempur”.

Surya yang mempunyai pribadi yang tekun dan rajin didalam hatinya bergelora untuk terus menguras  ilmu yang dimiliki oleh “Mbah Sempur”, sehingga dalam catatan perjalanannya mondoknya Pemuda Surya paling lama mesantren di Sempur. Dengan kearifan seorang guru yaitu Mbah Sempur yang Mursyid telah mengetahui ketekunan dan kerajinan belajar muridnya yang bernama Surya begitu tinggi dan beliau “Mbah Sempur” menaruh harapan yang tinggi kepada pemuda Surya untuk bisa meneruskan  perjuangan para Alim Ulama sebagai Warosatul Anbiya kelak dikemudian hari. Perhatian Mbah Sempur kepada Surya yang begitu tinggi tidak membuat sikap dan hati pemuda Surya lantas menjadi sombong tapi justru sebaliknya ia menjadi rendah hati dan terus meminta petunjuk Sang guru.

Hal itu beliau buktikan ketika mau pindah kepesantren lain selalu minta ridho dan persetujuan Mbah sempur. Setelah mendapat restu dari Mbah Sempur Pemuda Surya melanjutkan mesantren di pondok pesantren Waru Doyong Sukabumi walaupun hanya beberapa bulan saja. Setelah itu kembali lagi ke sempur. Atas permintaan keluarga dirumah (Rawamerta) terutama kakenya Mbah Mail, pemuda Surya melangsungkan Nikah Sirih dengan Hj. Qona’ah. Tetapi tidak lama kemudian Beliau melanjutkan pengembaraannya untuk menuntut ilmu ke Pondok Pesantren Lirboyo-Kediri-Jawa Timur yang saat itu di asuh oleh dua tokoh pejuang kemerdekaan yaitu KH. Marjuki Dahlan dan KH. Mahrus Ali. Pemuda Surya terus menimba ilmu agama kepada kedua tokoh tersebut disamping menggali ilmu-ilmu keorganisasian kepada KH. Mahrus Ali, karena KH. Mahrus Ali termasuk pejuang kemerdekaan, perintis kodam V Brawijaya dan pengurus besar Nahdlatul Ulama (NU).

Nama kecil Surya diganti menjadi KH. AHMAD BUSHAERI setelah beliau menunaikan ibadah haji pada tahun 1957.
Bagikan :

1 komentar:

Like Group Nihayatu Amal

 
Support : Tukang Buat Blog | Dompet Cendekia | Nahdlatul Ulama
Copyright © 2011-2013 - Pondok Pesantren Nihayatul Amal - All Rights Reserved
Sekretariat : Sumberjaya RT/RW 02/04 - Karang pucung - Waysulan - Lampung Selatan Kodepos 35452
Template : Creating Website Published by Mas Template